Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit memberikan apresiasi kepada Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang telah bekerja keras dalam memutus mata rantai Covid-19 di Sumbar. Hal ini disampaikan oleh Wagub saat menjadi narasumber via virtual dengan Dewan Pengurus Daerah (DPD) di ruang rapat Wagub Kantor Gubernur pada Selasa (14/7).
“Dengan membentuk gugus tugas, sosialisasi secara luas, perilaku pencegahan, disiplin protokol kesehatan, pakai masker, jaga jarak, cuci tangan pakai sabun, antisipasi dengan melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan difasilitasi isolasi mandiri termasuk juga pembatasan perjalanan baik dari dan ke Sumatera Barat,” kata Wagub.
Wagub juga menerangkan, bahwa yang disiapkan provinsi fokus pada langkah dan strategi pelayanan kesehatan, terutama pada penanganan Covid-19. Kita mulai dengan menyiapkan beberapa rumah sakit, di antaranya RS M. Djamil, RS Ahmat Mucktar, RS Rasidin, RS Pariaman, SPH dan RS Unand. Peralatan yang dibutuhkan saat itu, termasuk perkerjaan lembur kita lakukan dalam waktu satu minggu rumah sakit harus selesai semua sehingga dapat dilakukan dengan baik dan sudah siap menerima pasien.
“Pemprov menyiapkan tempat karantina di berbagai daerah kota dan kabupaten baik ODP maupun OTG dan yang positif disiapkan juga. Karena di dalam pikiran ketika RS tidak sanggup menampung, yang ditakutkan terjadinya jumlah peledakan pasien, lalu direkrutment tenaga kesehatan tanggap darurat Covid-19 sebanyak 281 orang di antara dokter, perawat, ada bidan dan paramedis lainnya,” ungkap Wagub Nasrul Abit.
Selain itu, Pemprov juga melakukan sinergi dengan perguruan tinggi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (FK-Unand) dengan meningkatan fasilitas laboratorium dan rumah sakit Unand termasuk ruang isolasi pasien Covid-19.
“Dengan adanya laboratorium FK Unand, dapat melakukan peningkatan fasilitas pemeriksaan sampel, pemeriksaan PCR, laboratorium diagnostik dan riset terpadu atau laboratorium veterinary serta berkolaborasi dengan ahli epidemiologi, ekonomi, sosial dalam mengurangi dan mengendalikan dampak Covid-19,” ujar Wagub Nasrul Abit.
Wagub menjelaskan, kemudian langkah perjuangan kebijakan evaluasi yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi Sumbar adalah mendapatkan positivity Rate Sumatera Barat 2 (persen) terbaik di Indonesia. Sehingga terjadinya penekanan kasus baru, peningkatan kesembuhan pasien (PDP) yang dirawat di rumah sakit.
“Penanganan dampak sosial pada pasien Covid-19 sudah mulai melandai, RT-nya sudah di bawah angka satu, daerah yang zona hijau, sudah dibukanya sekolah-sekolah melalui tatap muka, dengan cara per-shift dengan tetap melakukan disiplin protokol kesehatan,” ucap Wagub.
Selain itu, Wagub Nasrul Abit juga katakan, perkembangan ekonomi masyarakat dinilai telah berjalan dengan baik secara perlahan-lahan walau pada kondisi new normal. Namun, butuh waktu panjang dalam memajukan segala sektor pembangunan.