Massa menyerang Mapolsek Sungai Pagu di Solok Selatan pada Rabu (27/1/2021) sore. Massa melempari Mapolsek dengan batu dan benda keras lainnya. Akibatnya, ruang penjagaan dan pelayanan atau ruang penerimaan laporan di Mapolsek tersebut rusak parah. Hampir sumua kaca Mapolsek pecah akibat dilempari.
Penyerangan tersebut disebabkan oleh tindakan polisi yang menembak salah seorang pelaku tindak pidana judi yang telah masuk DPO (Daftar Pencarian Orang). Pelaku tersebut kemudian dinyatakan meninggal dunia di RSUD Solok Selatan.
Kerabat pelaku yang tidak terima dengan tindakan polisi pun ramai-ramai menyerang Mapolsek Sungai Pagu, setelah pelaku dinyatakan meninggal dunia di RSUD Solok Selatan.
Melansir padangkita.com, Berikut enam fakta terkait penyerangan Mapolsek Sungai Pagu:
1. Bukan hanya Kasus Judi
Jajaran Reskrim Mapolsek Sungai Pagu menangkap seorang pelaku tindak pidana judi yang masuk DPO di Jorong Nagari Koto Baru, Kecamatan Sungai Pagu, Kabupaten Solok Selatan pada Rabu (27/1/2021) sekitar pukul 14.30 WIB.
Pelaku berinisial DC alias DK warga setempat, telah ditarget petugas karena dinilai meresahkan masyarakat.
Kapolres Solok Selatan, AKBP Teddy Purnanto saat dihubungi Rabu (27/1/2021) malam. Menyatakan, kasus yang menjerap pelaku bukan saja judi, tetapi juga kasus pemalakan, pemerasan, pengancaman, dan sudah sangat meresahkan masyarakat.
2. Pelaku Melawan Pakai Senjata Tajam dan Ditembak
DC, seorang DPO yang diringkus polisi melawan saat hendak ditangkap. Pelaku menyerang petugas dengan sebilah senjata tajam.
Salah seorang petugas polisi mendapatkan luka tusuk pada bagian tangan dan sayat pada bagian tubuh lainnya akibat serangan pelaku. Karena membahayakan petugas, polisi melepaskan tembakan ke arah pelaku guna melumpuhkannya. Tembakan mengenai bagian kepala pelaku.
Pelaku dinyatakan meninggal dunia di RSUD Solok Selatan. Kapolres Solok Selatan, AKBP Teddy Purnanto menyatakan saat itu (penangkapan) situasinya benar-benar tak terkendali, petugas dempat bergumul dengan pelaku.
3. Picu Amarah Keluarga
Kerabat pelaku yang ditembak polisi ramai-ramai mendatangi Mapolsek Sungai Pagu sekitar pukul 15.30 WIB. Mereka melempari Mapolsek dengan batu hingga benda keras lainnya. Massa marah setelah pelaku yang ditembak polisi dinyatakan meninggal dunia di RSUD Solok Selatan.
Disebutkab Kapolres Solok Selatan, AKBP Teddy Purnanto, karena penembakan DPO itu keluarga marah dan menyerang Mapolsek. Ada sekitar 200 orang lebih yang menyerang.
Akibat penyerangan ini, ruangan penjagaan dan tempat penerimaan laporan atau pelayanan masyarakat rusak berat. Semua kaca pada ruangan itu rusak berat. Namun, fasilitas lainnya hingga kedaraan yang terparkir di halaman Mapolsek tidak ada yang mengalami kerusakan.
4. Massa Blokade Jalan
Setelah menyerang Mapolsek Sungai Pagu, sejumlah massa memblokade jalan penghubung Padang Aro-Muara Labuh, yang merupakan jalan lintas utama yang menghubungkan Provinsi Sumbar dengan Kerinci, Provinsi Jambi.
Kapolres Solok Selatan, AKBP Teddy Purnanto menyebutkan arus lalu lintas dialihkan ke jalan alternatif. Jadi blokade tidak mengganggu arus lalu lintas. Karena jalan alternatif banyak. Hingga Rabu (27/1/2021) malam, massa masih memblokade jalan
5. Polda Sumbar Kirim Pasukan Brimob
Pasca-penyerangan Mapolsek Sungai Pagu, sebanyak 85 orang personel Brimob dari Satuan Brimob Polda Sumbar dikirim ke lokasi.
Kabid Humas Polda Sumbar, Kombes Pol Satake Bayu Setianto mengatakan, pengiriman pasukan Brimob ini guna mengamankan situasi agar kondisi kembali membaik.
Personel Brimob ini juga mem-backup pasukan di sana (Mapolsek Sungai Pagu) jika penyerangan kembali dilakukan. Personel tersebut diberangkatkan dari Mako Brimob Padang Sarai sekitar pukul 18.50 WIB dengan lima armada. Kemudian sampai di Mapolsek Sungai Pagu Rabu (27/1/2021) malam.
6. Polisi Lakukan Langkah Persuasif
Pihak kepolisian di Sungai Pagu melakukan upaya mediasi dengan keluarga pelaku seusai penyerangan Mapolsek Sungai Pagu. Mediasi terus berjalan meski sejumlah massa memblokade jalan.
Kapolres Solok Selatan AKBP Teddy Purnanto menyatakan, berusaha mencari jalan tengah agar kondisi kembali membaik. Polisi juga membujuk keluarga pelaku agar kembali membuka jalan lintas provinsi yang diblokade. Hingga Rabu (27/1/2021) malam, mediasi antara polisi dengan pihak keluarga masih berlangsung.(*)