Laura Navika Yamani,seorang Pakar epidemiologi dari Universitas Airlangga meminta pemerintah bisa mengendalikan harga tes swab. Dengan harga tes swab yang terjangkau, menurutnya, masyarakat akan sadar untuk melakukan tes swab mandiri.
“Untuk harga pemeriksaan memang harus diberikan standar oleh pemerintah agar tidak menjadi bisnis bagi beberapa pihak. Selain itu dengan harga yang terjangkau juga dapat mendorong masyarakat untuk melakukan pemeriksaan mandiri terutama masyarakat yang menyadari mereka dengan mobilitas tinggi ataupun meringankan instansi jika biaya terjangkau untuk melakukan pemeriksaan rutin bagi pegawai dengan mobilitas tinggi,” kata Laura saat dilansir dari detikcom, Minggu (28/9/2020).
Bahkan, Laura mendorong pemerintah untuk melakukan tes PCR (polymerase chain reaction) gratis. Dia menyarankan agar tes dilakukan di klaster dan di masyarakat dengan mobilitas tinggi.
“Pemerintah bisa mengupayakan sebanyak banyaknya pemeriksaan PCR swab gratis, terutama pada klaster-klaster yang ditemukan dan pada masyarakaya yang dengan mobilitas tinggi,” jelas Laura.
Melihat angka positivity rate Corona di Indonesia yang masih tinggi, menurut Laura, tes swab masih akan terus dilakukan sebanyak-banyaknya.
“Jika di atas rekomendasi WHO yaitu 5% maka kapasitas pemeriksaan dikatakan belum maksimal. Apalagi di DKI Jakarta sebagai penyumbang kasus terbanyak secara nasional masih dengan positivity rate di atas 10%. Ini artinya jumlah pemeriksaan harus ditingkatkan sampai mencapai positivity rate kurang dari 5%,” tutur Laura
Dilihat dari situs Kemenkes per Senin (28/9), kasus Corona di Indonesia mencapai 275.213 kasus. Sedangkan yang sembuh 203.014 dan yang wafat 10.386 orang. Jika merujuk pada 1.907.226 spesimen yang telah diperiksa, positivity rate Indonesia sebesar 14,4%.(*)