PADANG – Kegiatan kepariwisataan di Sumatera Barat (Sumbar) pada dasarnya untuk pengembangan perekonomian daerah karena manfaatnya langsung dirasakan oleh masyarakat. Apalagi di tahun 2019 angka kunjungan wisatawan ke Sumatera Barat mengalami peningkatan.
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Sumbar H. Nasrul Abit pada pembukaan Rapat Koordinasi Pengembangan Pariwisata se Sumbar di aula Kantor Dinas Pariwisata, Selasa (21/1/2020).
Nasrul Abit berharap, untuk data kepariwisataan jumlah kunjungan wisatawan dihitung melalui pintu masuk wisata dan wisatawan yang menginap di hotel, sedangkan untuk wisatawan mancanegara dihitung dari imigrasi dan Badan Pusat Statistik (BPS).
Peningkatan jumlah kunjungan tersebut tidak terlepas dari upaya pemerintah bersama pemangku kepentingan pariwisata lainnya untuk mempromosikan dan menjual paket wisata yang inovatif dan variatif.
“Sejumlah destinasi kreatif kita lihat sudah mulai bermunculan yang diiringi dengan destinasi digital yang mempromosikan daerah wisata kita,” ucap Nasrul Abit.
Termasuk even-event budaya yang unik, spesifik dan khas Sumatera Barat yang tidak kalah menariknya. Sangat banyak warisan budaya.
“Mari gali segala potensi budaya yang kita miliki. Objek pemajuan kebudayaan yang perlu dilestarikan, dilakukan perlindungan, pemanfaatan dan pengembangan. Jadikan pariwisata sebagai income pemasukan terbesar di Sumbar,” terang Nasrul Abit.
Selanjutnya Nasrul Abit mengatakan, pengembangan pariwisata halal di Sumbar harus didukung semua pihak termasuk hotel dan rumah makan.
Menurutnya, halal tidak hanya menyangkut makanan saja tetapi juga pelayan dan fasilitas. Dari pantauannya saat ini masih banyak pelayanan hotel yang berpakaian seksi, tentu saja hal itu tidak menggambarkan syariah sesuai wisata halal.
“Perlu standar operasional untuk di hotel dan rumah makan yang ada di daerah. Kemudian tidak kalah penting harus memiliki sertifikat halal,” ujarnya.
Selain itu,
Nasrul Abit juga mengungkapkan rasa bangga tentang Anugerah untuk Sumbar ditetapkannya warisan budaya Silek dan warisan tambang Batubara Ombilin Sawahlunto sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO.
“Ini perlu terus kita kembangkan sebagai daya tarik dan destinasi baru bagi Sumbar dan tentunya jalur kereta api kita hidupkan kembali,” sebut Wagub.
Ada empat kabupaten dan satu kota yang akan dilewati “Mak Itam” (kereta api) yakni Kabupaten Tanah Datar, Padang Pariaman, Solok dan kota Padang termasuk salah satu Wilayah yang dilalui jalur Kereta Api dari Tambang Batubara Sawahlunto ke Kota Padang.
Wagub juga minta jalur kereta api Padang- Poeloe Ajer (Pulau Air) dihidupkan kembali, bisa mendukung pariwisata di Kota Tua dan marina di Pelabuhan Muaro, Padang.
“Hidupnya jalur kereta api hingga ke Stasiun Pulau Air di kawasan Kota Tua bisa menjadi poin penting untuk kemajuan pariwisata di kawasan ini,” jelasnya.
Kawasan Kota Tua yang biasa disebut Kampung Pondok, sebagian besar dihuni oleh keturunan Tionghoa sehingga bangunan dengan sentuhan Tionghoa sangat terasa.
Seterusnya Wagub Nasrul Abit juga berharap pada event Tour de Singkarak (TdS) kabupaten kota bisa berpartisipasi dalam menghidupkan pesona daerahnya dengan melakukan perbaikan seperti menyiapkan akomodasi bagi pembalap sesuai kriteria yang telah ditetapkan oleh UCI.
“Mari bersama kita pelihara dan lestarikan budaya yang telah diwariskan dari pendahulu dan tanggungjawab bersama dengan ciptakan suasana yang aman, nyaman dan menyenangkan setiap setiap orang berkunjung ke Sumbar,” ajak Nasrul Abit.