Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit di sela-sela kesibukannya, mengunjungi rumah dan pemakaman tokoh Pahlawan Nasional, Ibrahim Datuk Tan Malaka Raja Adat Kelarasan Bunga Setangkai atau yang akrab didengar dengan sebutan Tan Malaka di Kenagarian Pandam Gadang, Kecamatan Suliki Gunuang Omeh, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumbar, Selasa (1/9).
Pada kunjungan tersebut, Nasrul Abit menuturkan, bahwa Tan Malaka dikenal dengan nama Ibrahim Datuk Tan Malaka Raja Adat Kelarasan Bunga Setangkai, berdasakan Keppres No. 53 Tahun 1963.
Pahlawan Nasional tersebut, lahir tahun 1894 di Pandam Gadang dan wafat pada 21 Februari 1949 di Kediri, Jawa Timur. Sementara pada 1 Maret 2017 silam telah dipindahkan ke tempat asalnya oleh Fadli Zon.
“Atas nama pemerintah dan masyarakat Sumbar, mengapresiasi dan sampaikan rasa terima kasih pada Bapak Fadli Zon yang meresmikan dan Wabup Ferizal Ridwan yang sudah membawa Tan Malaka dari Kediri ke Sumbar pada tahun 2017 yang lalu,” ucap Nasrul Abit.
Selain itu, Wagub Sumbar juga mengajak semua rombongan untuk mendoakan almarhum, agar dimasukkan dalam surganya Allah SWT atas perjuangannya membela kemerdekaan Indonesia.
“Dalam rumah terdapat buku-buku yang berkaitan dengan Tan Malaka, mereka ada yang membaca, atau bertanya kepada saya. Ada juga di antara mereka yang meninggalkan buku di rumah itu sebagai penambah bahan bacaan,” jelas Wagub Sumbar setelah mengelilingi rumah tersebut.
Selain itu, Indra salah seorang cucu Tan Malaka menjelaskan, Rumah Gadang itu adalah rumah yang ditempati Tan Malaka di saat muda, sebelum pergi sekolah ke Belanda. Terlihat ada satu foto Tan Malaka bersama teman-teman di Belanda.
Rumah gadang Tan Malaka memang terlihat beberapa bagian rumah kayu ini sudah mulai melapuk dan membutuhkan pembenahan.
“Selama ini biaya perawatan rumah ini hanya dari pihak keluarga saja, mudah-mudahan dengan hadirnya Bapak Wagub Sumbar ini bisa membantu untuk kelangsungan bangunan ini,” harap Indra.
Apalagi tahun lalu, sebelum Covid-19, Indra mengatakan, semenjak dipindahkannya makam Tan Malaka kesini, banyak pengunjung. Sejak adanya Covid-19 sudah jarang dikunjungi.
Menurut Indra, para pengunjungan biasanya membaca, melihat-lihat, dan bertanya seputar Tan Malaka. Rumah Tan Malaka terdapat sejumlah buku milik Tan Malaka (Gerpolek, Dari Penjara ke Penjara, Madilog), serta buku lain tentang Tan Malaka hasil penelitian Harry A. Poeze, Pacar Merah Indonesia milik Matu Mona, dan lain-lain.