Proyek Tol Trans Sumatra terancam berhenti akibat adanya defisit bantuan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 60 triliun. Hal ini disampaikan Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hedy Rahadian.
Ia mengatakan, untuk skema penugasan kepada PT Hutama Karya, negara hanya membantu dengan bantuan PMN, bukan dengan dukungan konstruksi.
“Setelah kita lakukan evaluasi, sampai sekarang yang telah berjalan ternyata ada defisit PMN yang belum bisa dipenuhi sebesar Rp 60 triliun,” kata Hedy sebagaimana dikutip dari langgam.
Jika defisit tersebut tidak segera dipenuhi, menurut Hedy Rahadian, maka proyek pembangunan Tol Trans Sumatera yang sedang berjalan akan berhenti.
“Saat ini Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR ingin memberikan dukungan konstruksi sebesar Rp 148 triliun. Selain itu, kita membutuhkan sumber dana lain untuk penyelesaian ruas jalan tol sampai tahun 2024,” sebutnya.
Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto mengatakan, saat ini ruas jalan tol yang sudah beroperasi sepanjang 513 kilometer. Sedangkan yang dalam proses pembangunan sepanjang sepanjang 614 kilometer yang ditargetkan selesai pada 2022. Ia menargetkan pembangunan seluruh ruas jalan tol Trans Sumatra akan rampung pada 2024.(*)