Seiring dengan ditutupnya gelombang 8 pada Senin (149/2020), Manajemen Pelaksana Program (PMO) Kartu Prakerja menyebutkan Program ini akan berakhir pada gelombang 10.
Hingga saat ini jumlah peserta kartu prakerja mencapai 4,6 juta orang dari kuota yang disediakan pada program tahun ini untuk 5,6 juta orang.
Dijelaskan Direktur Eksekutif PMO Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari, pada pembukaan pendaftaran gelombang 9 mendatang akan dibuka untuk 800.000 orang. “Kemudian sisanya masih 200.000,” ujar Denni ketika memberikan keterangan dalam video conference, Selasa (15/9/2020).
Lebih lanjut Denni mengatakan, pada gelombang 10 mendatang, kuota yang dibuka tidak serta merta untuk 200.000 orang saja. Sebab, masih ada kuota yang tersisa lantaran ada peserta yang sudah lolos pendaftaran namun tidak menggunakan uang insentif untuk dibelanjakan pelatihan dalam waktu 30 hari setelah insentif diterima.
“Ketika dicabut ada uang yang tidak dipakai, itu kemudian bisa direalokasikan untuk rekrut peserta baru sebagai pengganti,” ujar Denni.
“Angkanya tidak fix 200.000 yang tersedia di gelombang 10, dan kemudain bsai lebih besar karena ada yang dicabut kepesertaannya,” ujar dia.
Untuk informasi, peserta Kartu Prakerja akan mendapatkan insentif berupa bantuan dari pemerintah sebesar Rp 3,55 juta. Rinciannya, peserta akan mendapatkan uang bantuan pelatihan sebesar Rp 1 juta, insentif pasca-pelatihan Rp 600.000 per bulan selama empat bulan, dan insentif survei sebesar Rp 50.000 untuk tiga kali.
Pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp 20 triliun untuk program tersebut. Dari total anggaran pelaksanaan Rp 20 triliun, rinciannya sebesar Rp 5,6 triliun untuk biaya pelatihan, insentif sebesar Rp 13,45 triliun, dana survei Rp 840 miliar, dan PMO Rp 100 juta.(*)