Terletak 10 Kilometer dari Bukittinggi Pandai Sikek merupakan pusat kerajinan Songket, dan Ukiran Kayu. Desa ini menghasilkan tenunan Songket yang merupakan salah satu tenunan terbaik di Indonesia yang pembuatannya rata-rata membutuhkan waktu relatif cukup lama dan ukiran-ukiran kayu dengan motif-motif alam banyak dijumpai pada ukiran-ukiran yang terdapat di Rumah-rumah Gadang tradisonal
Tenunan Songket adalah kain tradisional Minangkabau yang biasanya digunakan sebagai pakaian adat yang dipakai pada acara-acara tradisional. Kain tenunan Songket biasanya dikenakan pada saat acara-acara perkawinan dan acara-acara pertemuan adat. Tenunan ini dibuat dengan menggunakan metode tradisional dengan motif-motif yang biasanya diambil dari alam dan lingkungan dan sering menampilkan motif-motif tanaman.
Ukiran kayu biasanya ditemukan di banyak desa di Propinsi ini karena Rumah-rumah adat memerlukan kayu-kayu yang telah diukir untuk dindingnya. Pandai Sikek merupakan salah satu tempat yang terkenal dengan kerajinan ukiran kayu. Saat ini banyak pengukir kayu yang menciptakan kerajinan-kerajinan yang dapat dijadikan cendramata untuk dibawa oleh wisatawan sebagai oleh-oleh ke negaranya
Menurut Mira pemilik Pandai Sikek Art Center, kain songket terdiri dari tiga jenis yaitu benang satu, dua dan empat, harganya pun jauh berbeda. Benang satu itu jauh lebih mahal dibanding benang dua dan empat. Apa pasal? ”Waktu yang diperlukan untuk menenunnya lebih lama” tutur Mira.
Tak hanya itu, membuat songket jenis benang satu ini diperlukan ketelitian yang tinggi karena dalam proses menenunnya, benang harus helai demi helai dimasukkan. ”Kira-kira diperlukan waktu satu bulanlah untuk menyelesaikan sehelai selendang, belum dengan kain bawahannya” jelas Mira. Sedangkan untuk benang dua kira-kira perlu tiga minggu proses penenunannya dan benang empat hanya dua minggu saja.
Adyan Anwar dari Rumah Tenun Pusako – produsen kain songket lainnya – menjelaskan, motif kain disebut juga ”cukie” bagi penenun di Pandai Sikek. Artinya, sebuah pola yang mengisi bagian-bagian dari kain. Misalnya, cukie tertentu dipilih untuk badan kain, cukie lainnya untuk kepala kain dan beberapa motif yang lazim dipergunakan untuk tapi atau pola pinggir kain, dan beberapa motif lainnya lazim digunakan untuk biteh yang membatasi antara beberapa motif. Sedang kalau disebut motif Sungayang, yang dimaksud adalah corak keseluruhan kain.(*)