Istano
Istano Pagaruyung terletak di Nagari Pagaruyung Kecamatan Tanjung Emas dengan jarak sekitar 5 kilometer dari Kota Batusangkar. Sementara dari ibukota propinsi Sumatera Barat berjarak sekitar 105 kilometer. Istano Pagaruyung merupakan objek wisata andalan Kabupaten Tanah Datar. Disamping itu, Istano Pagaruyung juga merupakan salah satu “icon” pariwisata Propinsi Sumatera Barat. Hampir setiap agen perjalanan yang ada di Propinsi Sumatera Barat selalu mencantumkannya dalam paket perjalanan yang mereka tawarkan. Bangunan Istana Pagaruyung ini berbentuk rumah adat minang atau yang sering dikenal dengan sebutan “rumah gadang” dengan ukuran yang sangat besar dan atapnya berbentuk tanduk kerbau yang melengkung meruncing keatas.
Bangunan ini terdiri atas 11 gonjong, 72 tonggak, dan 3 lantai. Eksterior dan interiornya dilengkapi dengan beragam ukiran yang tiap-tiap bentuk dan warna ukirannya mempunyai falsafah sejarah dan budaya Minangkabau. Sementara di ruang tengah dipamerkan berbagai benda bersejarah seperti keramik peninggalan kerajaan Pagaruyung dan berbagai benda kerajinan tangan dari Minang. Uniknya, semua tonggak yang menyangga bangunan ini dibuat miring yang tentunya agak bertentangan dengan teori arsitektur yang ada tapi tidak mengurangi kekokohan bangunan itu sendiri. Selain itu, di bagian halamannya, bangunan istana ini juga dilengkapi dengan bangunan surau, “rangkiang” (yang berfungsi sebagai tempat penyimpan hasil panen), serta “tabuah” (untuk memanggil warga).
Istano Pagaruyung ini sendiri merupakan replika dari bangunan Istano Rajo Alam Pagaruyung yang dibakar Belanda pada tahun 1804 dan dibangun kembali pada tahun 1976. Pada tanggal 27 Februari 2007, Istano Pagaruyung mengalami kebakaran akibat disambar petir dan saat ini masih dalam proses pembangunan kembali. Istana ini dilatarbelakangi oleh panorama Gunung Bungsu yang merupakan sarana wisata sangat cocok untuk camping dan hiking.