Gojek Semakin Aman Dalam Mendukung Usaha Mitra Melalui Digital Platform

0
87

Jakarta – Jumat, 18 September 2020 mitra driver dan
mitra merchant pada komunitas Gojek semakin merasa #AmanBersamaGojek dalam memperoleh pendapatan di dunia
digital. Keamanan mitra ini menjadi poin penting di tengah meningkatnya migrasi pelaku usaha dari offline ke online semasa pandemi COVID-19 dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Gojek melakukan riset terbaru untuk mengetuhi tercerminnya rasa aman terhadap para mitra ekosistemnya. Mayoritas mitra driver (92%) menyatakan bahwa akun mitra driver mereka kini lebih
aman dari sebelumnya, salah satunya dengan adanya fitur verifikasi wajah. Tidak hanya itu, mitra driver juga merasa bahwa keamanan fisiknya lebih terjamin di masa pandemi dengan adanya protokol J3K (Keamanan, Kesehatan dan Kebersihan), ditambah sistem suspensi yang transparan membantu mereka beraktivitas dengan nyaman.
Hal yang sama juga dirasakan oleh mayoritas mitra merchant GoFood (93%) yang merasa aman dalam memanfaatkan GoBiz sebagai platform untuk berjualan dan pembayaran non-tunai. Tiga aspek utama yang membuat mitra merchant tenang berusaha dengan menggunakan GoBiz adalah keamanan pembayaran, keamanan data usaha, serta keleluasaan dalam pengelolaan mandiri akun GoBiz.
Chief Information Security Officer (CISO) Gojek Group – George Do , dalam diskusi melalui media virtual yang dilakukan pasa hari ini, mengatakan bahwa, “Kami terus memperkuat keamanan sistem dengan melakukan berbagai pembaharuan inovasi teknologi dibawah payung Gojek SHIELD sesuai inisiatif #AmanBersamaGojek. Inovasi ini dilakukan secara menyeluruh di platform mitra driver dan mitra
merchant. Agar Gojek dapat terus memberikan layanan yang terbaik, apalagi kini masyarakat semakin bergantung pada layanan digital untuk kebutuhan sehari-hari selama masa pandemi,keamanan jutaan mitra driver dan mitra merchant terus kami jaga. Dengan platform yang semakin aman, mitra kami bisa berusaha dengan lebih tenang tanpa perlu khawatir dari sisi keamanan digitalnya. Kami percaya dengan keamanan platform yang semakin canggih, dampak positif yang dihasilkan Gojek bisa semakin meluas terutama di tengah pandemi.”
Kata George bahwa inovasi terbaru di sisi platform mitra driver, adalah inovasi verifikasi wajah mitra driver. Cara tersebut berfungsi memastikan kesesuaian informasi dan data mengenai identitas mitra driver. Lapisan keamanan tambahan ini bisa melindungi mitra dari berbagai upaya pengambilalihan akun secara ilegal oleh pihak tak bertanggung jawab. Fitur verifikasi wajah wajib digunakan oleh mitra
driver yang ingin masuk ( login ) ke aplikasi untuk menjalankan order. Inovasi ini melengkapi inovasi lainnya seperti bisa penyamaran nomor telepon ( number masking ), tombol darurat ( emergency button ) dan bagikan perjalanan ( share trip ) .
Inovasi keamanan mitra merchant juga bisa dilakukan di platform GoBiz, yang mana platform ini telah dilengkapi dengan fitur verifikasi PIN terlebih dahulu, OTP (kode rahasia One Time Password ), dan fitur ‘Kelola Pengguna GoBiz’ untuk melindungi data pribadi usaha mitra merchant. Selain itu,fitur daftar mandiri GoBiz juga bisa menjadi mitra usaha Gojek dengan aman dan mudah tanpa perantara melalui inovasi terbaru . Calon mitra merchant bisa langsung registrasi, verifikasi dan aktivasi akunnya dalam satu genggaman.
Gojek juga bisa meningkatkan kapabilitas sumber daya manusianya di bidang keamanan digital dengan menambah jajaran pemimpin senior dengan keahlian mendalam di bidang keamanan siber
serta pengalaman global di industri teknologi. Mereka termasuk Chief Information Security Officer George Do yang berpengalaman di NASA dan Equinix perusahaan investasi real estate yang terdaftar
di Nasdaq; serta Chief Information Officer Petrus Phoa yang pernah memimpin tim keamanan di PayPal, Github dan Box.
GoPay Head of IT Governance, Risk and Compliance, Information Security -Genesha Saputra menambahkan, usaha Gojek ini tidak hanya berhenti pada teknologi saja. Platform karya anak bangsa ini terus melakukan edukasi komprehensif kepada mitra driver, mitra merchant dan masyarakat. Edukasi dilakukan melalui berbagai kanal komunikasi milik perusahaan dan kanal eksternal seperti sosial
media dan webinar publik, dan berkolaborasi dengan berbagai pihak seperti Kominfo RI dan Siberkreasi. Edukasi ini saat penting untuk bisa mengingat literasi digital masyarakat Indonesia yang masih rendah dan berbanding terbalik dengan penggunaan aplikasi digital yang makin meningkat.
Ir. Tony Seno Hartono merupakan seorang peneliti Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada, mendukung pernyataan tersebut. Menurutnya, kejahatan digital yang berbasis manipulasi psikologis / social engineering masih terjadi dimasa pandemi. “Tipe manipulasi psikologis ini tidak memanfaatkan kerentanan sistem namun memanfaatkan kelengahan dan kelemahan kompetensi
digital si pengguna teknologi. Maka dengan semakin banyaknya pelaku usaha yang bermigrasi ke online, maka para pelaku manipulasi psikis ini pun mengincar mereka. Sehingga, sangat penting untuk  melakukan edukasi yang terus menerus dan konsisten supaya individu serta para pelaku usaha pengguna teknologi bisa memahami dan menghindari tipe penipuan seperti ini.” (*)